Kisah Inspiratif Pesepakbola, Melewati Masa Sulit Sebelum Akhirnya Sukses

“Para pesepakbola ini tidak selalu berhasil dalam proses mencapai apa yang mereka inginkan. Mereka juga pernah kalah, pernah jatuh. Tapi mereka memilih untuk tidak meratapinya, namun justru menjadikannya sebagai pemicu untuk menjadi pribadi yang lebih baik. “

Sepakbola adalah olahraga paling popular di seluruh dunia. Semua orang menyukainya. Mungkin kamu adalah salah satu di antaranya.

Karena kepopulerannya inilah, sepakbola pada zaman sekarang menjadi salah satu target bisnis yang sangat menggiurkan. Dengan kata lain, banyak uang yang bisa dihasilkan dari olahraga olah kulit bundar ini.

Salah satu objek sepakbola yang mampu meraup paling banyak keuntungan baik dalam bentuk kepopuleran maupun uang tentu saja, tidak lain dan tidak bukan adalah para pemain main sepakbola.

Kamu bisa menyaksikannya sendiri. Orang-orang seperti Cristiano Ronaldo, Neymar, Lionel Messi, Moh. Salah, mereka semua adalah para pesepakbola professional, yang dalam waktu bersamaan mereka juga seorang milyader. 

Namun di balik ketenanaran, kesuksesan, dan miliaran materi yang dihasilkan para pemain sepakbola, banyak di antara mereka yang sebanarnya berasal dari keluarga miskin.

Siapa saja mereka? Berikut ini adalah di antaranya:

1. Ngolo Kante

Kamu pernah memulung sampah, dan menjualnya lagi ke tukang loak atau tukang daur ulang sampah? Ngolo Kante (Kante) banyak melewati masa kecilnya dengan memulung sampah demi membantu perekonomian di keluarganya.

Foto masa kecil Ngolo Kante – Sumber : dailymail.co.uk

Ada cerita menarik saat Piala Dunia 1998 yang dihelat di Prancis. Kante yang masih bocah 7 tahun, dapat meraup banyak uang dari sampah para turis yang menonton Piala Dunia.

Nah setelah perhelatan akbar tersebut, Kante kecil mulai bercita-cita untuk menjadi pemain sepakbola.

Berkat kerja kerasnya, pada tahun 2010 Kante berhasil meniti karir professional pertamanya sebagai pesepakbola. Pada Tahun 2013, dia bergabung dengan klub Cean. Dan pada 2015 adalah salah satu titik balik kehidupannya sebagai pesepakbola saat dia berhasil bergabung dengan Leicester City dan langsung mampu membantu Leicester City menjuarai Liga Inggris musim 2015-2016.

2. Sadio Mane

Lahir dari orang tua yang memiliki banyak anak namun dengan kemampuan ekonomi sangat terbatas, membuat Sadio Mane (Mane) kecil terpaksa diungsikan oleh orang tuanya di rumah pamannya. Ya, Mane kecil tinggal dan dirawat oleh pamannya.

Foto masa kecil Sadio Mane – Sumber : thescoreng.com

Mane kecil sudah tergila-gila dengan sepakbola. Dia beberapa kali menonton Liga Inggris dari TV, dan bercita-cita untuk bermain di sana.

Cita-citanya semakin menggebu ketika Senegal (tanah kelahirannya) mampu mencapai bapak perempat final di Piala Dunia 2002. Euforianya bahkan sampai membuat desa di mana Mane tinggal sering mengadakan turnamen sepakbola.

Nah, dari turnamen tersebutlah, bakat Mane mulai terlihat. Orang-orang di desanya menilai bahwa Mane adalah yang pemain terbaik di antara mereka.

Mendapat penilaian tersebut, Mane semakin mantap untuk berlatih sepakbola di kota. Namun karena keadaan ekonomi yang tidak memungkinkan, impian tersebut sempat tersendat.

Sampai pada akhirnya keluarga Mane memutuskan untuk menjual panenya, dan para warga di desanya berbondong turut menyumbang agar Mane bisa berlatih di kota dengan fasilitas yang lebih baik.

Sampai sekarang Mane masih menjadi andalan di lini serang Liverpool.

3. Cristiano Ronaldo

Manusia pertama yang mencapai 400 juta followers di Instagram (Februari 2022). Satu di antara dua pemain pemain sepakbola yang mendapat julukan GOAT (Gretest of All Time). Jumlah tropi di level individu dan klubnya sudah tidak terhitung lagi. Termasuk koleksi mobil dan kekayaannya.

Foto masa kecil ronaldo sumber : indianaexpress.com

Siapa lagi jika bukan sang fenomenal Cristiano Ronaldo (Ronaldo).

Tapi mungkin di antara kamu belum tahu, bahwa masa kecil Ronaldo tidak semanis masa kecilmu.

Ronaldo lahir dari keluarga yang sangat kekurangan. Dia adalah anak nomor 4 di keluarganya. Bahkan sampai kekuruangannya secara ekonomi, sang ibu sampai ingin menggugurkan kandungan saat mengandung Ronaldo.

Bahkan sang ibu sudah ke Rumah Sakit, namun untungnya sang dokter menolak permintaannya. Sang ibu kemudian masih mencoba menggugurkannya dengan cara meminum bir hangat. Namun usaha tersebut gagal. Dan Ronaldo justru lahir dengan keadaan sangat sehat.

Kecintaanya terhadap sepakbola sudah melebihi kecintaanya terhadap apa pun. Segala kerja keras dan pengorbanannya terbayarkan sekarang. Dia menjadi sebuah fenomena luar biasa di dunia sepakbola.

4. Frank Ribery

Ribery lahir di Ghetto, sebuah kota pinggiran yang Prancis. Meski dia lahir dan besar dari keluarga yang sangat kekurangan, namun Ribery muda dikenal sebagai sosok kuat dan pekerja keras.

Foto Masa Kecil Frank Ribery – Sumber : brightmuslim.com

Di masa awalnya menjalani debut professional sebagai pemain sepakbola (tahun 2003) dia masih rela untuk bekerja sebagai kuli bangunan. Tujuannya tentu saja untuk membantu perekonomian keluarganya.

Baru pada tahun 2004, saat dia dikontrak oleh Metz, keluarganya memiliki kehidupan yang lebih layak. Dan bahkan dia sampai meminta ayahnya untuk berhenti bekerja.

Ribery juga memiliki kisah tragis saat usianya masih 2 tahun. Mobil yang dia dan orang tuanya kendarai mengalami kecelakaan parah, dan itu mengharuskan dokter menjahit bagian wajah sebelah kanan si Ribery kecil.

Tumbuh dengan luka jahit dan permanen di wajahnya, membuar Ribery kecil banyak dibully dan dicemooh oleh teman-teman sebayanya. Namun itu tidak membuatnya menyurutkan mimpinya untuk menjadi pesepakbola professional.

Frank Ribery adalah salah satu legenda hidup Bayern Munich. Dia adalah faktor kunci yang mampu membawa Bayern Munich menjuarai Treble Winner pada musim 2012-2013.

5. Lionel Messi

Pesaing ketat Cristiano Ronaldo dalam perebutan gelar pemain terbaik dunia. Dan satu di antara dua pemain (setelah Ronaldo) yang mendapat julukan GOAT (gretatest of all time). Tidak lain dan tidak bukan adalah sang fenomenal Lionel Messi.

Foto masa kecil Lionel Messi – Sumber : dreamteamfc.com

Keputusannya untuk hengkang ke PSG (Paris Saint German) dari Barcelona, dinilai banyak orang sebagai keputusan yang sangat disayangkan. Sebab semenjak Messi remaja, dia sudah membela Barcelona. Dan Barcelona adalah juru selamat karir Messi di usia muda.

Sebelum Messi lahir, Ayahnya bekerja sebagai manajer pabrik baja, sedangkan sang ibu bekerja di sebuah bengkel magnet. Namun tepatnya tahun 1983 (3 tahun setelah Messi lahir), Argentina mengalami krisis ekonomi yang cukup parah, disebabkan Argentina yang tidak sanggup untuk membayar hutang.

Hal tersebut tentu saja berdampak bagi seluruh masyarakat Argentina, termasuk orang tua Lionel Messi.

Saat Messi berusia 11 tahun, Messi kecil sudah memiliki karir cemerlang bersama Newells’ Old Boys. Dia berhasil mencetak bahkan sampai 500 gol dalam semusim saja. Namun di saat yang bersamaan dia memiliki gangguan pertumbuhan.

Dia memiliki tinggi badan yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan kawan-kawan seusianya. Dokter mendiagnosa, bahwa Messi memiliki gangguan hormone bertumbuhan. Dan untuk pengobatannya harus memakan 1,7 milyar per tahun bahkan pada saat itu.

Newell’s Old Boys yang tidak ingin kehilangan Messi mencoba membantu biaya pengobatan sang calon mega bintang. Namun pembiayaan tersebut seringkali terlambat dibayarkan oleh pihak klub.

Sampai pada akhirnya pihak klub menawarkan orang tua Messi untuk memasukannya ke Barcelona. Melihat potensi besar Messi, Barcelona sepakat untuk membiayai pengobatannya. Dan di saat yang bersamaan, pada saat itulah masa kejayaan Messi bersama Barcelona dimulai.

Sifat Pantang Menyerah

Nah dari mereka semua kamu bisa belajar, apa pun latar belakang keluarga kita, asal kita memiliki tekad yang kuat, semangat juang pantang menyerah, dan tidak pernah berhenti belajar, maka kamu pasti bisa mewujudkan mimpi-mimpi kamu.

Para pesepakbola di atas, bukan berarti selalu berhasil dalam mencapai apa yang mereka inginkan. Mereka juga pernah kalah, pernah jatuh. Tapi mereka tidak memilih untuk meratapinya, namun justru menjadikannya sebagai pemicu untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *